2024

Mendekati akhir tahun, hawa-hawa liburan makin terasa. Jalan-jalan protokol yang ada semakin sepi, kursi-kursi yang ada di kantor pun udah mulai ditinggal pemiliknya. Pekerjaan yang ada pun udah semakin sedikit jumlahnya. Akibatnya, banyak orang –termasuk gue– jadi punya banyak waktu untuk ngelakuin apapun. Waktu gue liat linimasa social media gue, beragam orang udah mulai ngelakuin berbagai aktivitas: ada yang udah mulai pergi liburan, ada yang berkumpul sama keluarga, ada yang kembali menggeluti hobi lamanya. Gue pun sama, kembali melakukan hal rutin tahunan yang mungkin banyak orang juga lakuin: resolusi akhir tahun.
Mendekati akhir tahun, hawa-hawa liburan makin terasa. Jalan-jalan protokol yang ada semakin sepi, kursi-kursi yang ada di kantor pun udah mulai ditinggal pemiliknya. Pekerjaan yang ada pun udah semakin sedikit jumlahnya. Akibatnya, banyak orang –termasuk gue– jadi punya banyak waktu untuk ngelakuin apapun. Kalo liat linimasa social media, beragam orang udah mulai ngelakuin berbagai aktivitas: ada yang udah mulai pergi liburan, ada yang berkumpul sama keluarga, ada yang kembali menggeluti hobi lamanya. Gue pun sama, kembali melakukan hal rutin tahunan yang mungkin banyak orang juga lakuin: resolusi akhir tahun.
Ngomong-ngomong soal resolusi, tiap akhir tahun, gue selalu berusaha membuat resolusi. Ada banyak resolusi yang muncul: gerakan satu buku tiap bulan, kenalan sama 30 orang baru, mulai belajar beladiri, blablabla you name it. Tiap tahun juga, resolusi tersebut udah hampir dipastikan 80% tidak terlaksana optimal. Ada masa dimana gue cuma bisa nyampe 80% dari target, kadang-kadang gue cuma bisa nyampe 50%. Bahkan, ada (banyak) resolusi yang setelah gue tulis, langsung hilang, menguap begitu saja. Banyak target, banyak tujuan yang gagal diraih karena kurangnya motivasi dan konsistensi.
Berdasarkan pengalaman pribadi itulah, gue mulai menerapkan suatu pendekatan baru dalam melakukan resolusi. Instead of asking “what to improve”, I would rather ask “Why I need to improve?”. Setiap target yang dibuat telah didalami terlebih dulu, apa alasannya, apa motivasinya. Jangan-jangan, kita terlalu fokus melihat apa yang kira-kira luar biasa bila dikerjakan, hingga lupa apa yang sebenernya paling penting buat kita: menjadi bahagia. Barangkali, dengan melihat kembali momen apa yang paling membuat kita bahagia, dan menghindari apa yang paling membuat kita tidak bahagia, mampu membentuk jalan hidup yang lebih berwarna.
Melihat kembali 2023
Kilas balik, tahun 2023 is truly a wondrous year for me. Banyak momen, banyak pengalaman, baik maupun buruk yang terjadi di tahun ini. Kalau boleh melihat kembali, justru banyak sekali momen-momen pertama yang hadir di tahun 2023. Tahun 2023 adalah tahun pertama gue menginjakkan kaki di luar negeri. Tahun 2023 juga menjadi tahun pertama gue melakukan kecerobohan yang bikin kebakaran satu divisi. Tahun 2023 adalah kali pertama gue presentasi di sebuah konferensi. Tahun 2023 adalah tahun pertama gue harus mandiri, pergi merantau ke ibukota untuk mencari jati diri. Kalo dipikirin lagi, tahun 2023 juga awal gue merintis, membuat website yang isinya adalah tulisan-tulisan yang bisa kalian baca dihalaman ini. There are a lot of up and down, laughter and tears, happen in a rollercoaster called 2023.
Tapi, kalau boleh menilik satu, momen paling bahagia yang gue rasakan adalah ketika gue pergi solo trip ke Jepang, November lalu. Gue sadar, gue merasa excited ketika gue berjalan-jalan ke destinasi-destinasi baru, menyaksikan budaya-budaya baru. I love it when I’m discover new things, doing whatever I want, walking wherever I want to. It feel so relaxing, watching people, blending in the crowd. The feeling of freedom, doing whatever I want, could be very calm and peaceful. That’s why, I want to do it more, later on. Gue mau mendatangi tempat-tempat baru, gue mau eksplorasi hal-hal baru, gue mau kenalan sama orang-orang baru. This need to be prepared, of course.
Juga, sewaktu di Jepang, somehow gue merasa bahwa ini adalah tempat gue selanjutnya. Ketika gue ngeliat orang-orang yang lagi pergi kerja, atau ngeliat bangunan-bangunan yang ada, somehow it ignites the old dream, there are a unopened message from my little-self several years ago. Seolah ada perasaan bahwa inilah tempat gue berikutnya. Ketika duduk di kafe dan ngeliat orang-orang sibuk dengan aktivitas mereka, membuat gue seolah ada panggilan, you belong here. Barangkali, ini mungkin mimpi berikutnya: menjadi diaspora. Gue mau menjadi bagian dari warga dunia, ikut menapakkan kaki, ikut berkontribusi di kancah internasional. Ini yang pengen gue persiapkan selanjutnya. Gue pengen membuka lagi buku-buku, berlatih lagi dengan soal-soal. Gue pengen kembali belajar, kembali berlatih agar standar diri mampu menggapai mimpi.
Kalau boleh juga melihat kebelakang, momen paling tidak membahagiakan jatuh pada bulan September. Di bulan ini, gue melakukan suatu kecerobohan sewaktu menulis kode, sehingga berdampak cukup fatal bagi pengguna aplikasi yang gue buat. Waktu itu, tekanan yang gue rasakan luar biasa, sehingga gue ga mau kejadian yang sama terulang. Ketika gue mencoba berintrospeksi, gue menemukan bahwa kesalahan gue adalah terlalu ceroboh sehingga mengabaikan detail-detail kecil. Ketika bekerja, gue terlalu terburu-buru sehingga lupa bahwa setiap baris, matters. Gue ga mau kejadian yang sama terulang, sehingga resolusi yang gue buat adalah mengurangi kecerobohan. Gue pengen lebih teliti, memeriksa setiap edge-case, melakukan kembali testing secara lengkap.
| What is your source of (un)happiness ? | Why it makes you (un)happy ? | How to replicate/avoid it? | Resolusi |
|---|---|---|---|
| Menjelajah destinasi baru di Jepang | Suka ketika bisa ngelakuin apapun, menemukan hal baru | Another trip | Coba sering ikut open trip, nabung |
| Berbaur bersama kesibukan orang bekerja di Jepang | Merasa dunia internasional adalah tempat selanjutnya | Jadi diaspora di luar negeri | Belajar bahasa Jepang lagi, latihan informatika |
| Insiden di tempat kerja | Terlalu ceroboh, mengabaikan detail kecil | Lebih teliti saat bekerja, little things matters | Cek ulang kode, buat unit test lengkap |
Resolusi 2024 dalam tabel
Yah, at the end of the day, resolusi mungkin perannya bukan sebuah daftar, tapi sebagai pegangan agar arah hidup lebih baik. Gue ga percaya tahun merupakan sebuah checklist, daftar hal apa saja yang harus dicentang di setiap bulannya. Gue lebih percaya, tahun adalah suatu bab baru, jalan cerita baru yang akan menarik untuk diikuti hasilnya. Akan ada banyak momen-momen pertama, akan ada banyak pengalaman baru, akan ada banyak kejutan-kejutan yang justru gue sangat nantikan keberadaannya. Banyak hal yang masih membuat gue penasaran, What will I be? Who will come? Will there a plot twist? When I can be finally free?
Lagian, satu tahun ga bakal mungkin ngerubah orang secara signifikan. What we are playing is a world called infinite game. Kalo kata Bill gates, “Most people overestimate what they can do in one year and underestimate what they can do in ten years”. Jangan terlalu fokus untuk melakukan semua, hingga lupa menyadari bahwa kita hidup di masa sekarang. Live the present while preparing for the future.
Udah sih gitu aja, bye!