The Asian Century

Banyak orang bilang, bahwa abad ke-21, adalah abadnya orang Asia. Ada riset dari Asian Development Bank yang bilang kalo misalnya di tahun 2050, Asia bisa punya living standard yang sama dengan Eropa sekarang dan bisa menghasilkan >= 50% barang dan jasa yang ada di dunia. Gue mungkin bukan ahli ekonomi, tapi sebagai seorang warga biasa, gue udah mulai bisa melihat tren yang sama.
Epilogue
If you were smart at the start of the 19th century, you made your way to London. If you were smart at the start of the 20th century, you moved to New York. And if you are smart at the start of the 21st century, you will find your way to Asia. – Jim Rogers on Street Smart
Banyak orang bilang, bahwa abad ke-21, adalah abadnya orang Asia. Ada riset dari Asian Development Bank yang bilang kalo misalnya di tahun 2050, Asia bisa punya living standard yang sama dengan Eropa sekarang dan bisa menghasilkan >= 50% barang dan jasa yang ada di dunia. Gue mungkin bukan ahli ekonomi, tapi sebagai seorang warga biasa, gue udah mulai bisa melihat tren yang sama.
The Asian Trend
Kalo diperhatiin, sekarang bidang entertainment udah mulai bergerak ke Asia. Budaya Asia timur, Jepang dan Korea terutama, kayanya udah mulai meng-global. Film film jepang kaya Alice in Borderland, Ghibli, dan anime-anime seasonal (misal one punch man) punya penonton yang makin lama makin banyak. Sekarang, istilah “wibu” sudah mulai menjamur. Kalo gue ke stasiun sudirman, biasanya ada aja orang yang lagi cosplay anime lagi istirahat di stasiun. Korea juga punya drakor yang makin lama makin variatif. Terakhir, “Squid Game” lumayan fenomenal yang kayanya sempet berminggu-minggu ada di most watched di netflix.
Soal musik juga sama. Paling baru, lagu “super shy” dari new jeans hampir pasti ada di Tiktok gue, dan pas gue lagi cek global billboard, lagu itu adalah lagu kedua terbanyak didengarkan di dunia (minggu ini). Musik dari korea kaya misal Blackpink atau BTS juga udah jadi penduduk tetap billboard dunia. Lagu lagu jepang juga sekarang udah makin populer. Band Jepang kaya Natori, Yorushika, Aimer dan YOASOBI udah mulai beralih menggantikan lagu jaman gw SD-SMP kaya Maroon 5, Avenged Sevenfold, Mark Ronson. Bahkan, tulisan ini dibikin sambil dengerin lagu YOASOBI.
Kita beralih ke otomotif. Kalo diliat dijalan-jalan, most of the time kita bakal ngeliat produk Jepang. Brand-brand kaya Honda, Kawasaki, Yamaha menuhin jalan-jalan kita. Motor gue sehari-hari adalah produk Jepang, Honda. Bahkan, kalo ngomongin motor, gw gatau merek apa kalo selain Jepang. ngomongin mobil juga mungkin mirip-mirip. Produsen mobil kaya Nissan, Honda, Toyota, Daihatsu juga kayanya lebih dominan deh diliat dijalan-jalan dibanding mobil eropa kaya BMW, Mercedez, dll. Bahkan ini pas gue riset, di US, dari top 5 mobil paling umum, 4 nya buatan Jepang.
Kalo soal elektronik, kayanya ceritanya mirip-mirip. Selain Apple, mungkin kayanya gaada lagi brand non-Asia yang jadi brand top-of-mind. Barusan gw riset, ternyata di US dan Eropa, kayanya market android (non-Apple) didominasi dari smartphone Asia Timur kaya Samsung, Xiaomi, Vivo, Oppo, dll. Di dunia per-laptop-an, mungkin kayanya rada mendingan, since banyak company yang pake laptop Macbook dan Dell buat para karyawan tercintanya. Tapi buat home usage, kebanyakan orang pake laptop dari taiwan kaya Asus, Acer, lenovo, MSI.
Di dunia tech company, mungkin untuk sekarang masih didominasi oleh perusahaan Amerika, kaya misal Meta, Microsoft, Amazon atau Alphabet (Google). Tapi kalo diperhatiin, most of the CEO dari tech-tech company tadi adalah orang India. Misal, CEO Microsoft adalah Satya Nadella, atau CEO Alphabet, Sundar Pinchai, atau Ex-CEO-Twitter, Parag Agrawal. Bahkan, kayanya makin kesini, jumlah CEO dari Asian (India) jumlahnya makin banyak. Perusaan tech di Asia juga kayanya mulai makin ngegigit dan makin berkembang. Misal, Tiktok sekarang adalah social media paling dominan di US. Di Asia juga lagi gencar e-commerce revolution, dimana pertumbuhan e-commerce lagi gencar-gencarnya.
Closing
Yah, At the end of the day, we may could see where the world’s moving, but without proper capability, we are just a spectator. Orang-orang yang sukses bukan orang yang (cuma) kerja keras, tapi orang yang bisa identify opportunity dan focus preparing and working on it. Sekarang, mungkin kita jadi penonton, tapi saat waktunya tepat, we never know, right ;)
Udah sih gitu aja, bye!