Cara (gw) ngatur duit

Cara (gw) ngatur duit

Sejak mulai pegang duit sendiri, gw ngerasa kayanya duit yang gue pegang serasa “bocor”. Bayar kosan, bayar makan, bayar ABC, semuanya butuh duit, dan unless duit lo unlimited, mesti dikontrol. Keresahan yang sama juga dialami temen-temen gw yang seumuran, munculin sebuah pertanyaan, gimana caranya ngatur duit.

Sejak mulai pegang duit sendiri, gw ngerasa kayanya duit yang gue pegang serasa “bocor”. Bayar kosan, bayar makan, bayar ABC (sambal), semuanya butuh duit, dan unless duit lo unlimited, mesti dikontrol. Keresahan yang sama juga dialami temen-temen gw yang seumuran, munculin sebuah pertanyaan, gimana caranya ngatur duit (Mungkin karena muka gw mirip jack ma kali ya, mereka nanyain hal yang sama juga ke gue). Anyway, gw mau coba ngebagiin apa yang gue pelajari & alami selama ini, siapatau ikut membantu lo juga kan ya. Disclaimer: gw bukan financial planner, jadi DYOR ya

Lifestyle

Buat gw, fungsi utama dari uang adalah men-support apapun yang kita butuhkan dan pengen kita lakukan. Kebutuhan dasar kaya bayar kos, makan, pakaian, transportasi, etc semuanya butuh duit. Apapun yang pengen kita lakukan juga butuh duit. Nonton film, travelling, main futsal, bahkan kencing, sekarang bayar. Masalahnya, gimana kita memenuhi kebutuhan dan keinginan itu bervariasi tiap orang: ada yang bisa hidup frugal banget, ada yang tiap weekend mesti banget jalan keluar, ada yang mesti tinggal di kost ber-AC, ada yang gamau naik kendaraan umum, ada yang gabisa makan warteg, ada yang suka judi slot, ada yang [lo isi sendiri deh].

Kebutuhan dan keinginan orang yang bervariasi, serta lingkungan tempat kita tinggal yang bervariasi, ngebuat biaya yang harus dikeluarkan setiap orang juga bervariasi. Biaya yang kita keluarkan sangat tergantung sama lifestyle kita. Tiap orang punya bare minimum masing-masing gimana standar lifestyle yang menurut mereka nyaman, dan itu yang menurut gw yang paling penting buat kita cari. Berapa sih budget yang diperluin buat hidup nyaman?

Berapa budgetnya?

Formula buat budgeting sebenernya gaada yang bener-bener saklek. Hal yang works buat satu orang belum tentu bisa works di orang lain. Ada yang nyaranin formula 50-30-20 (kebutuhan, keinginan, investasi), ada yang nyaranin saving x% buat investasi, etc. Namun, inti dari itu semua menurut gw adalah gimana kita bisa hidup nyaman dengan budget sekecil-kecilnya.

Cara paling gampang buat tau berapa pengeluaran buat hidup nyaman adalah dengan trial dan error. Bikin perkiraan pengeluaran buat 1 bulan, lalu jalani hidup kita di bulan itu (sambil catet pengeluaran kita apa aja dong). Buat gue –yang merantau dan belum familiar sama tempat baru– ini lumayan efektif. Kita jadi bisa tau “celah” dimana kita bisa hemat dan dimana “titik boros” yang kita punya. Mungkin kita wajib jalan-jalan tiap weekend, tapi ngurangin budget makan dengan masak. Mungkin kita boros di impulsif buying tiktokshop, tapi hemat karena tinggal bareng ortu. Setelah 1 bulan, kita bisa mulai atur ulang si perkiraan pengeluaran, dan mungkin setelah 2-3 bulan, kita bisa ngira-ngira formula yang pas terkait budget yang kita butuhkan dan mulai mengalokasikan uang berdasarkan formula tadi.

In advance, ada yang nyaranin buat progressive saving, dimana prinsipnya mirip, cuma bedanya kita diwajibkan buat nabung x% di bulan pertama, x+5% di bulan kedua, x+10% di bulan ketiga, dst, hingga ada titik dimana kita ngerasa paling maksimal. Yah, you do you.

Pendapatan < Pengeluaran

Pendapatan dan pengeluaran adalah dua hal berbeda. Pendapatan yang tinggi belum tentu bikin pengeluaran tinggi. Sebaliknya, pengeluaran yang tinggi belum tentu dibarengin dengan pendapatan yang tinggi juga. Kalo misal pendapatan tinggi ya bebas ya, tapi kalo misal pengeluarannya yang lebih tinggi itu yang bahaya. Kalo misal tabungan yang kita punya ga cukup, kalo terus-terusan minus bisa jadi bakal terjerat utang konsumtif.

Kalo kasusnya kaya gitu, cuma ada 2 solusi: tambah pendapatan atau kurangi pengeluaran. Kalo bisa, we are playing offensive, nambah pengeluaran. Cari pos-pos baru yang bisa nambah pendapatan. Sulit sih, tapi mungkin di era gig economy dan e-commerce dan social media kaya sekarang, ada peluang baru. Kalo misal ga bisa, ya kurangi pengeluaran. Liat pos-pos mana yang bikin pengeluaran boncos, dan berusaha ilangin. Mungkin solusinya pindah tempat kerja, mungkin solusinya minta ortu, mungkin solusinya numpang temen. Yah you do you.

Buat goals

Kalo udah punya pendapatan > pengeluaran, menurut gw better buat mulai hitung-hitung kebutuhan di masa depan. Yang paling penting, antisipasi kebutuhan kalo misal ada keadaan darurat. Dana darurat ini penting, karena kalo misal ada apa-apa, dana ini yang bisa kita pake. Idealnya, dana darurat bisa ngecover hidup kita pada keadaan paling darurat: kehilangan segalanya tanpa penghasilan (misal, –naudzubilah– rumah kebakaran pas lagi dipecat). Jumlahnya tergantung masing2: di skenario terburuk, pede berapa lama & berapa budget buat ngebalikin keadaan. Ada yang nyaranin 3-6 bulan pengeluaran buat single (karena biasanya dapet kerjaan baru setelah 3-6 bulan), ada yang nyaranin 6-12 bulan pengeluaran buat yang berkeluarga. Yah you do you.

Kalo udah oke, menurut gw, better antisipasi kebutuhan-kebutuhan & keinginan apa aja yang dibutuhin di masa mendatang. Best practicenya adalah mapping kebutuhan di jangka pendek (<2 tahun), jangka menengah (2-5 tahun) dan jangka panjang (> 5 tahun). Kebutuhan ini bisa macem-macem sih, buat jangka pendek mungkin yang paling umum (buat orang seumuran gw) adalah beli barang (yang harganya mahal), atau travelling. Jangka menengah, yang paling umum mungkin nikah, beli kendaraan, atau persiapan sekolah lagi (S2). Jangka panjang biasanya dana pensiun, properti, dana pendidikan anak (kalo pengen punya anak), dana sakit saat tua, dll. Yah you do you.

Menghitung mimpi

Setelah dipetain, langkah selanjutnya adalah menentukan kapan kebutuhan tersebut pengen dicapai dan menghitung, berapa kira-kira biaya yang diperluin buat tujuan keuangan ini. Buat ngelakuin hal ini, perlu riset kira kira komponen biaya apa aja yang dibutuhin dan berapa harganya. Sebagai contoh, kalo misal kita mau beli rumah, biasanya ada biaya-biaya terselubung buat administrasi yang kalo dikumpulin bisa x% sendiri. Perlu juga dihitung kira-kira berapa inflasi selama x tahun tersebut. Sebagai contoh, kalo misal sekarang harga motor 10 Juta, maka 5 tahun lagi harga motor bisa 12 juta (asumsi inflasi 5%). Anyway, karena sekarang jaman sudah canggih, buat mempermudah menghitung, ada website bagus

Menggapai mimpi

Anyway, setelah tahu berapa jumlahnya, mulai kira-kira perlu nabung berapa sebulan buat menggapai mimpinya. Disinilah investasi berperan penting dalam mencapai tujuan keuangan kita, karena kalo kita cuma nabung, uang kita bakal dibantai sama inflasi. Di websitenya ci feli, kita diminta buat nentuin kita investasi ke instrumen yang mana, nanti dihitungin sama dia.

InstrumenReturn (annual)RisikoCocok untuk
Tabungan2%0%Pendek (< 1tahun)
Deposito5%0%Pendek (< 1tahun)
RDPU6-7%Very lowMenengah (2-5 tahun)
Obligasi/SBN7-8%Very lowMenengah (2-5 tahun)
Reksadana Pendapatan Tetap7-8%low, up to -5%Menengah (2-5 tahun)
Reksadana Campuran8-13%medium, up to -10%Menengah (2-5 tahun)
Peer-to-peer lending10-13%high (gagal bayar)Menengah (2-5 tahun)
Reksadana Saham13-25%high, up to -20%Panjang (>5 tahun)
Saham13-25%high, up to -20%Panjang (>5 tahun)

Hal terpenting dari investasi adalah risiko. Penting buat tau profil risiko masing-masing, agar tau berapa kerugian maksimal tapi bikin tidur tetep nyaman. Rule #1 dari warren buffet adalah don’t lose money. Kalo bisa, risiko dimitigasi. Pelajari instrumennya, don’t put your egg in one basket.

Evaluasi berkala

Setelah kita punya “blueprint” financial plan kita, tinggal dijalanin aja sih. Setelah dijalanin beberapa saat, bakal ada penyesuaian-penyesuaian baru. Ada saat-saat dimana kita boros, ada saatnya dimana kita dikasih bonus sama kantor. Ada saat dimana kita kompromi antara masa kini dan masa depan, dimana dana yang harusnya buat tabungan mobil malah dipake healing ke bali. gapapa kalo sesekali mah.

Yang jelas, money management is a long game, and in long game, consistency is key. Rajin-rajin catet pengeluaran, rajin cari tahu apa yang bisa diimprove. One way yang menurut gw efektif untuk mendisiplinkan diri adalah memisahkan rekening untuk kebutuhan sehari-hari dan rekening produktif. Dengan demikian, kita bisa ngelimit budget yang kita butuhin dengan lebih fokus, sembari rekening satunya fokus bantuin kita nyari duit.

Conclusion

Intinya sih, you do you. Gw percaya, tiap orang punya alasan masing2 dalam mengambil keputusan keuangan. Pengambilan keputusan dalam keuangan sangat dipengaruhi oleh psikologi masing-masing orang, yang sangat tergantung sama apa yang membentuk dan dia lalui selama ini. Mungkin kita bisa ngelakuin hitung-hitungan secara logis, tapi eksekusi di lapangan bakal ditentuin sama hati kita.

Selain itu, gaada cara instan buat jadi kaya. Investasi tujuannya buat mempercepat tercapainya tujuan keuangan, bukan menggandakan uang. Best investment is you. Market pay you for your value, your impact. Ketika bank can create money-out-of-thin-air, we should beat them in their own game, creating value-out-of-thin-air. Ngehemat ga bakal bikin kamu kaya, yang bikin kaya adalah nambah penghasilan.

Udah sih gitu aja, bye!


© 2023. All rights reserved.